Penulis Metode Qiraati
NAWAITU DAN VISI MISI QIRAATI Qiraati bukan hasil fikiran manusia, Qiraati bukan karangan saya, Qiraati adalah inayah dan hidayah minallah.
Saya duduk, saya kelihatan tulisan. Jadi kalau ditanya, “mengapa pelajaran ikhfa di jilid 4, sedangkan idhar di jilid 6,?” jawabannya, “Tidak tahu, saya tidak ikut ngarang.”Saya tidak jual buku, saya ingin anak-anak nanti ngajinya benar. Kalau saya jual buku, buat apa repot repot membentuk Kooordinator, titipkan saja ke toko-toko buku, selesai. Saya tidak pingin yang pakai Qiraati banyak. Saya pingin anak yang ngaji pakai Qiraati, ngajinya benar.
Qiraati tidak disebar-sebarkan, saya tidak pernah menyebarkan Qiraati. Qiraati menyebar minallah.
METODOLOGI Kegagalan mengajar tempo dulu sebabnya ialah, terlalu toleransi pada anak-anak. Pelajaran belum bisa dan anaknya minta tambah, ditambah. Satu halaman, dua halaman belum masalah, setelah halaman 15 pelajaran tidak bisa diteruskan dan disuruh kembali ke halaman pertama, tidak mau. Akhirnya, karena merasa tidak berhasil, ngajinya pindah.
Insya Allah setelah TK al-Quran berdiri, dua tahun sudah hataman. Di sini (Semarang) santri 90, setelah 2 tahun, khatam 20 santri ( + 20 %). Tidak ada murid yang bodoh. Kalau ada yang bodoh, paling dalam 100 ada 1 atau 2 murid saja.
Kalau ada guru yang mengatakan, “Murid saya bodoh-bodoh.” “Apa bukan gurunya,” tanya beliau. Dan kalau ada anak yang bodoh seperti itu, maka cara yang tepat ialah gurunya sowan ke rumah orang tuanya agar orang tuanya sabar. Qiraati tidak ke mana-mana tetapi ada di mana-mana. Semua yang lulus tashih boleh mengajarkan Qiraati (yang belum lulus tashih walaupun teman atau saudara tidak boleh mengajar Qiraati).
UJIAN SANTRI, KHATAMAN, DAN IMTIHAN Khatam Qiraati jilid 6 adalah khatam Tingkat Persiapan, insya Allah sudah bisa baca al Quran dengan tartil (belum khatam). Kalau dulu santri ngaji sampai با لناس dikhatami, sekarang di TK al Quran sampai dengan با لناس baca al Qurannya diulangi الم lagi, belum dikhatami sampai gharib dan ilmu tajwid khatam.
Khatam TK al Quran, khatam al Qurannya bisa 2 kali, 3 kali, atau sampai 5 kali. Khataman ini adalah khataman untuk pendidikan, dan ini lebih cocok (karena model tadarus ini lebih efektif dibandingkan dengan model tallqi). Saya diundang khataman di Kudus, bacaan gharibnya bagus tapi baca al Qurannya tidak tartil.
Baca ان طهرا gharibnya benar, tapi an tha “salah” tidak dengung. Saya sampaikan kepada Kepala TK al Qurannya bahwa, “anak-anak belum boleh dikhatami, masih jilid 3.”Khataman jangan diganti dengan wisuda Khataman tidak harus meriah (mewah), pernah di sini (Semarang), khataman cukup dengan mengeluarkan minuman the dan kantong plastik, sedangkan isinya dari (sumbangan) wali murid.
Kalau akan mengadakan khataman, wali murid yang dikahtami diajak rapat, mau khataman di gedung atau di sini (TPQ), terserah wali murid.
KRITIK DAN SARAN KH. DAHLAN SALIM ZARKASYI Saya tidak pernah dengar guru al Quran mengatakan, “al hamdulillah saya telah dijadikan Allah sebagai guru al Quran, padahal, خيركم من تعلم القرأن و علمهBerapa nilai pahala خيركم ? - Yang sering saya dengarkan guru mengeluhkan santrinya dan pengurusnya, (orang bersyukur tidak suka mengeluh). - Guru al Quran harus sering tadarus al Quran. - Guru al Quran harus ikhlas. Saya kira tidak ada guru al Quran yang ingin cari sesuatu (nafkah dalam mengajar al Quran). Kalau ada orang memberi sesuatu pada kita, maka cepat-cepat doakan semoga rizkinya barokah.- Guru al Quran supaya hati-hati dalam mengajarkan al Quran.
PESAN-PESAN LAIN - Guru ngaji harus sabar dan ikhlas
- Guru ngaji harus sering tahajjud
- Guru ngaji harus sering tadarus al Quran
- Qiraati tidak boleh dinyok-nyoke (ditawar-tawarkan).
- Qiraati hanya diberikan kepada yang mau, jangan diberikan kepada yang tidak mau.
Waktu itu Bunyamin bertanya maksudnya.
“Mereka yang mau adalah yang mau mengikuti aturan main yang telah saya tetapkan. Mereka yang tidak mau adalah mereka yang tidak mengikuti aturan mainnya, walaupun mereka telah memakai Qiraati cukup lama,” jawab Ayah. |